Dahulu, seseorang yang paling
kutunggu adalah kamu. Walaupun ku tahu, kau tak akan melihat ingin ku. Ku menghitung
hari untuk melihat sejauh mana aku bisa menghilangkan kamu dari pikiranku.
Semua percuma. Itu hanya menambah siksa di hati ini. Detik pun telah berganti
tahun. Dahulu aku masih memikirkan kamu. Aku tahu kamu telah berpunya, aku
mengerti rasa sayangku tidak berbalas, aku sadar kamu bukan milikku lagi. Tapi
apa aku salah ketika dahulu aku berusaha untuk menghubungi kamu. Aku tahu
kehidupan kamu telah bahagia. Aku tidak ingin mengusik kala itu, aku hanya
ingin kejelasan. Kejelasan atas segala permasalahan yang pernah kita alami. Dan
aku ingin jujur kala itu. Bahwa aku sayang kamu. Namun, semua aku tahan segala
perkataan itu. Karena sikap mu kala itu tidak menanggapi aku dengan baik. Sakit.
Itu yang hanya tertahan dalam hati. Sikap mu yang membuat aku mundur teratur. Dan
kemudian mengemasi dengan rapih serpihan hati yang tersisa untuk kamu. Sampai
aku mampu membuka hati kembali. Semua yang pernah aku jalani
dengan kamu hanyalah sebagian kecil dari kehidupan aku. Tapi, sandiwara indah
yang ada dipikiran aku ternyata memang sebatas daya khayalku saja. Ketika
kesempatan aku bertemu kamu dahulu. Aku senang. Walaupun aku tidak merasakan
getaran yang sama ketika aku menyimpan rasa itu bertahun lamanya. Dan semua
terasa biasa. Walaupun kamu terkadang masih mengisi alam pikiranku. Terima kasih, atas penjelasan
waktu lalu. Walaupun terlambat. Aku tahu, ini memang jalan yang terbaik untuk
kita. Semoga saja, kamu bisa memaafkan aku dan orang sekitar ku kala itu. Terima kasih bijaksana! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar