Jumat, 22 Juni 2012

Info Lomba FTS


 LOMBA FTS NARSIS UNLIMITED: NARSIS ANTI GALAU BIKIN HIDUP HAPPY TANPA ENDING





DL: 15 JULI 2012
Tema: "NARSIS UNLIMITED: NARSIS ANTI GALAU BIKIN HIDUP HAPPY TANPA ENDING"
GRATIS untuk umum dan anggota Writing Revolution.
  • 30 Nominasi FTS Narsis Unlimited dibukukan, cetak nasional (masuk Gramedia) dan masing-masing mendapat 1 buku tanda terbit. (Tanpa membayar sepersen pun malahan mendapatkan royalti 10% dari harga jual buku).
  • Total hadiah lomba Rp 1 juta (bisa bertambah jika mendapat sponsor tambahan).
Syarat dan Ketentuan:
  1. Terbuka untuk Umum dan anggota Writing Revolution, GRATIS.
  2. Tulisan diangkat dari kisah nyata yang dialami sendiri oleh penulis, atau kisah orang lain (seperti teman, sahabat, saudara, kenalan dan lain-lain). Ditulis dengan gaya bercerita yang mengalir dan bisa mengundang tawa dengan gaya bahasa populer yang mudah dipahami.
  3. Setiap peserta hanya boleh mengikutkan 1 tulisan terbaiknya, yang belum pernah dipublikasi di media online (seperti situs, FB, atau Blog) atau tidak diikutkan dalam lomba lainnya dan ditulis pada masa lomba (27 April-15 Juli 2012).
  4. Panjang tulisan 2-3 halaman, spasi 1,5, kertas A4, jenis huruf TNR ukuran 12, margin 3 cm atau 1,18 inci semua sisi. Tulis biodata narasi di bagian akhir FTS-nya, panjang maksimal 100 kata.
  5. Tulisan dikirim dalam LAMPIRKAN FILE (Attach File) ke email: Antologi_WR@yahoo.co.id
  6.  Tulis di judul email: FTS NARSIS UNLIMITED: JUDUL TULISAN-Nama Penulis.
  7.  Sebarkan informasi ini di note FB minimal tag 20 teman dan bisa diposting di Blog kamu.
  8. Peserta diharapkan menampilkan gambar cover buku "Narsis Unlimited" sebagai profile picture FB-nya minimal selama satu minggu, sebagai tanda keikutsertaannya dalam event ini. Kemudian tag pada foto tersebut koordinator lomba FB: Rurin Kurniati. Untuk mendapatkan gambar cover buku "Narsis Unlimited" klik di sini:http://www.facebook.com/photo.php?fbid=288739517881784&set=a.117487305007007.30735.100002372143255&type=1&theater  (kemudian gambar diklik kanan lalu pilih "Simpang Gambar sebagai..." lalu pindahkan ke leptop atau komputer kamu). 
  9.  Jika ada pertanyaan silakan hubungi koordinator lomba: Rurin Kurniati.
Hadiah:
  • Juara I: Uang tunai Rp 500.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Juara II: Uang tunai Rp 300.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Juara III: Uang tunai Rp 200.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • 3 Juara Harapan mendapat beasiswa Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO) Writing Revolution (ditambah 2 buku bukti terbit + e-sertifikat).
*Hadiah bisa bertambah jika ada tambahan sponsor lainnya.

Sebagai contoh penulisan FTS Narsis yang renyah dan bisa bikin ketawa silakan baca buku "Narsis Unlimited" yang sudah bisa dibeli Gramedia dan toko buku kesayangan Anda (pertengahan Mei sudah beredar di seluruh Gramedia).
Atau, bisa membeli langsung kepada kami, harga order: Rp 35 ribu (tebal vii+155 hlm) sudah termasuk ongkos kirim seluruh Indonesia. Order melalui sms: 085763208009.



Catatan:
*Update peserta, pengumuman nominator dan pemenang di Grup Zona Narsis Unlimited, atau klik: https://www.facebook.com/groups/narsisunlimited/

Sponsor:
  • Penerbit Writing Revolution.
  • Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO), info lebih lengkap silakan klik: http://writing-revolution.blogspot.com/

Kamis, 21 Juni 2012

Apakah aku pecundang?

"Apakabar, kerja dimana sekarang ?"
                        atau
"Apakabar, udah kerja?"
                        atau
"Apakabar, kapan nikah?"
                        atau
"Apakabar, kapan ne nyusul?"
                        atau
"Apakabar, gimana sekarang sibuk apa?
          

Sumber

Dan pertanyaan lain yang selalu saja mampir dalam kehidupan. Ini sebuah fakta yang tidak bisa kita hindari. Pertanyaan itu akan makin terus berkembang, tentu saja ada dua kemungkinan; peduli dan sekedar mencari informasi. Pertanyaan itu bisa hanya setakat pertanyaan bila. Orang yang bertanya hanya itu meyakinkan informasi yang pernah didapatkan sebelumnya. Hal yang paling wajar orang mengakuinya adalah sekedar basa-basi.

Pertanyaan yang seperti itu sungguh sangat sederhana dan biasa. Namun makna dibalik pertanyaan itu bisa berbeda ketika orang yang sedang kita tanyakan dalam kondisi tidak baik. Pertanyaan yang sederhana ini juga bisa menjadi bomerang bagi kita. Tentau saja ini kembali lagi pada kondisi dan mood.

Sayalah yang mengetahui apa yang sedang saya rencanakan. Tentu saja ini juga dengan restu dari Allah SWT. Tentu saja dibalik semua hal yang kita rencanakan aalah sebuah misteri dari Illahi. Kita sebagai manusia yang berencana Allah yang menentukan. Semoga saja semua ini dapat terwujud.

***

Apakah saya pecundang? Saya bertanya pada sebuah Cermin. Saya tentu menjawab TIDAK. Saya menjalani hari kemarin, ini dan esok adalah sesuai keinginan saya. Mengapa pertanyaan-pertanyaan itu semakin intens mengarah pada saya. Bila itu sebuah bentuk perhatian, saya bersyukur dan sangat berterima kasih akan hal itu. Tapi bila itu hanya dijadikan bahan untuk bergosip saya juga mengucapkan terima kasih, walaupun hati ini tidak bisa menerima. Yasudahlah, anggap saja itu sebuah bentuk perhatian.

Berada pada lingkungan sosial yang notabene adalah tetangga, teman, saudara dll. Tentu saja memiliki arti tersendiri. Semua tergantung bagaimana kita mampu menghadapi semua dengan legowo. Contoh ringan saja, ketika saat ini saya belum bekerja kembali, lingkungan sosial tentu saja bertanya-tanya. Mengapa? Mengapa? Mengapa? Sampai mereka bisa mendapatkan jawaban yang puas dan sesuai asumsi mereka.

Saya menjalani hari tanpa bekerja akhir-akhir ini juga mendapat banyak pengalaman. Dari urusan rumah tangga, traveling, sampai menekuni hobi baru saya yaitu menulis. Memang saya bukan penulis. Tapi saya belajar untuk berkarya. Menulis bagi saya adalah kebebasan. Semoga saja hobi baru ini membuka kesempatan baru bagi saya untuk terus belajar. Ingin mencoba bekerja sebagai freelance. Apapun bentuknya. Ingin sekali mencoba hal baru itu. Ada beberapa lowongan freelance  yang saya baca. Namun semua itu belum sesuai dengan keinginan. Pernah ada, tapi kesempatan itu kandas, karena pada saat seleksi saya masih bekerja. Dan belum menyempatkan waktu untuk interview. Pertanda belum rejeki.

***


Sumber



Dream Box


Aku obe, nama aku memang seperti cowok. Tapi aku sebenarnya adalah seorang cewek tambun. Namaku Obelikha Karunia Putri. Dahulu teman-teman sering menggoda aku dengan sebutan Obesitas, yah.. aku tidak pernah marah dengan mereka, karena memang seperti itulah aku apa adanya. Kebiasaan mereka dahulu menggoda aku yang membuat aku semakin percaya pada diriku sendiri. Cewek cantik itu tidak hanya terlihat dari fisik. Segala yang kita punya bila yakin. tentunya akan terlihat cantik. Aku senang menulis dan fotographi, aku juga suka musik. Dunia inilah yang membuat hidup ku sungguh penuh warna.
Menjadi anak tunggal bukanlah sebuah keinginan, tetapi ini karena kesehatan mama aku yang tidak memadai. Sesungguhnya aku ingin sekali memiliki adik, untuk teman tentunya. Aku tahu, sesungguhnya mama juga meninginkan itu. Yah sudahlah, itu sebagian kisah masa laluku. Kegemaran ku pada makanan membuat aku suka memasak. Dari kecil aku sudah hobi memasak. Sampai aku pernah beberapa kali mengikuti perlombaan memasak. Berarti tambah lagi hobiku menjadi menulis, foto, musik dan memasak tentunya. Dari hobi-hobi inilah aku memiliki banyak teman. Inilah dunia Obe.
Sehari-hari aku berkuliah pada jurusan yang jauh sama sekali dengan hobiku. Jelas saja, ini dikarenakan aku menyukai keanekaragaman.  Aku suka menoba hal baru. Tentu saja dengan pendidikan formalku di bangku kuliah saat ini, bisa menambah pengalaman dan pengetahuan ku.
***
Suatu pagi, angin bertiup begitu kencang, hujan pun enggan berhenti, rintikan hujan menenangkan aku. Aroma tanah yang sempat gersang menjadi kuyup dengan siraman yang begitu deras. Tiba-tiba sang petir seolah bersahutan, memaksa aku untuk tetap dirumah. Tidak melakukan apapun. Hanya ditemani segelas capucinno hangat.
Entah dorongan dari mana, aku pun tiba-tiba membuka sebuah almari, dan aku melihat sebuah kotak usang. “Ahhh, ini dia..”, “sudah lama aku cari..Dream Box”. Sejenak aku termangu. Berpikir keras, siapakah yang menyimpan Dream Box ku di sini.
Satu persatu aku mengeluarkan isi Dream Box ku, ingatan pun turut melayang pada ingatan masa lalu. Aku melihat sebuah foto, fotoku bersama Piyo. “Aku kangen kamu piyooo” sedikit berteriak aku mengucap nama itu kembali. Setelah sekian lama aku menyimpan itu dengan rapat. Rasa rindu itu semakin menjadi ketika masa lalu mengisi seluruh sudut pikiranku. “Yoo’, dimana kamu?”… “ini Dream Box kita yoo..”, hanya ini yang aku miliki, sebagai kenangan untuk kita. Foto-foto kita dari kecil hingga remaja.
Air mata ku pun tak terbendung lagi, sebuah ingatan kembali mengisi pikiranku, begitu jelas diingatan akan kecelakaan maut itu. Aku dan piyo tergeletak. Ketika itu aku sadar, dalam sakit aku memandangi sekitar, aku melihat piyo dari kejauhan. Piyo tidak sadarkan diri. Aku mencoba untuk bergerak, merangkak kearah Piyo namun aku tak kuasa. kemudian aku pun lupa apa yang terjadi setelah itu. Sampai akhirnya aku siuman. Dan dalam bisikan lembut. “Obe, ini mama…”. Dan mama pun berkata, “be, jangan tanya tentang piyo yah, dia udah tenang sekarang”.
Sejak perkataan mama itu, aku tidak pernah bertanya pada mama lagi. Walaupun aku berusaha mencari piyo. Bila dia telah tiada di mana makamnya. Aaargghh.. Sebuah jam tangan pemberian piyo mengingatkan aku kembali. Masa dimana kami selalu berangkat sekolah bersama. “Piyoo, maafkan aku, karena keegoisan aku dulu jadinya kita mengalami kecelakaan itu”. Dan akhirnya aku pun memeluk erat fotoku bersama piyo, aku memakai kembali jam pemberian piyo hingga aku terlelap dalam mimpi. Dalam hati pun aku berdoa untuk piyo.
***
Sore harinya, udara masih terasa begitu dingin. Sepanjang jalan banyak air tergenang dengan pola yang menarik. Kupandangi seluruh pola dan kuabadikan. Alam memang begitu indah, semakin indah bila kita mampu menggunakan itu sebagai sebuah karya. Beberapa sudut sekitar kompleks aku datangi. Basahnya dedaunan membuat aku begitu bersemangat. Mencari pembidikan yang tepat. Sepulang aku mengelilingi kompleks. Aku bertemu dengan mama.
            “Obe, besok kamu ada acara tidak?”,  “gak ada ma, kenapa?”. “Mama mau ngajak kamu keluar”, “Jam berapa ma?” Kalau pagi, obe gag bisa ma. “. ”Sore sayang, kamu ikut  mama yah..,mau kan?”. “kemana?” dengan nada yang begitu penasaran. “Bandara” jawab mama yang begitu singkat. “Mama mau kemana?”, tidak mama mau menjemput teman lama” sahut mama dengan nada agak sedikit berbeda. “iyah ma” dengan nada yang datar, walaupun sesungguhnya dibenakku menyimpan pertanyaan. Mama sedikit berbeda ketika ingin mengajakku ke bandara, tidak seperti biasanya.
***
Sesuai janji ku dengan mama, aku dan mama pun berangkat ke bandara. Di mobil, mama hanya terdiam dan sesekali tersenyum. Aku pun sesekali mencuri pandang ke mama. Sesungguhnya, aku ingin bertanya pada mama akan keberadaan Dream Box ku. Aku kembali memandangi mama dan menarik nafas panjang, memacu adrenalin untuk mengumpulkan keberanian berbicara pada mama. “Uuuuchh”….
“Ma..obe boleh Tanya sesuatu?” dengan perasaan tegang. “Kenapa sayang?” jawab mama ringan. Dengan perasaan lega aku pun kembali memulai pembicaraan. “Ma, mama yang nyimpenin  Dream Box  Obe yah?”, “hmmm…” mama terlihat kaget ketika aku berbicara tentang itu. “Makasih ya ma, itu semua kenangan Obe dengan Piyo, Obe kangen Piyo ma. Kangen dengan kebersamaan kami dahulu. Andai saja, obe masih ada pasti Obe dengan Piyo masih seperti yang dulu. Piyo selalu membela Obe ma, kalau teman-teman suka ngeledekin obe. Piyolah yang mengerti Obe ma”.
“Kamu suka dengan piyo,be?”, dengan nada yang sedikit menghibur. “Jujur obe suka sama Piyo ma, tapi Obe tahu, Obe suka cewek seperti apa”. “Yang pasti bukan seperti Obe ma”. Tandas ku dengan cepat. “Kok kamunya pesimis gitu? Kenapa?”, “ya iyalah ma, Obe ini gemuk, mana mungkin Piyo yang secakep itu mau dengan Obe, syukur-syukur dulu Piyo mau berteman dengan anak mama yang tambun ini,heheee…” aku pun sudah bisa tersenyum, walaupun masih terasa begitu pahit. “Ah, kamu bisa aja be, cintakan gag selamanya mandang dari fisik be!”.. Mama berusaha memberi pengertian padaku. “Huffft, lagian Piyo juga sudah tenang disana ma, mungkin ini takdir Obe untuk menyimpan semuanya, sulit mencari teman seperti Piyo ma”. PING!!, handphone mama pun berbunyi..
Pembicaraan aku dan mama pun terputus sementara, karena mama menerima telepon dari seorang teman. Terlihat mama begitu akrab menyapa. Aku pun kembali mendengarkan radio favoritku, sambil mengingat apa yang telah aku ceritakan dengan mama tadi. Bandara pun semakin dekat, dan aku pun belum mengetahui tujuan mama mengajakku kebandara.
***
Di bandara aku hanya terdiam, memperhatikan sekitar saja. Sedangkan mama sibuk menghubungi temannya tersebut. Aku menunggu sendiri. Menunggu mama yang sedang menjemput temannya itu. Sespecial apakah tamu mama? Entahlah. Aku menikmati keadaan sekitar. Setiap orang disekitar aku individualismenya tinggi. Mereka sibuk dengan gadget yang mereka punya. Sedangkan aku, dengan kamera mungil aku menyempatkan diri untuk mencari tempat untuk ku jadikan objek potret ku.
Tiba-tiba, dari kejauhan aku melihat mama dan beberapa orang disamping mama. Mereka tersenyum pada aku. Aku pun tersenyum manis melihat kehadiran mereka. Sesekali aku menjepret mereka dari kejauhan. Kupandangi kamera ku tapi aku benar-benar lupa. Siapa objek yang aku foto. Kecelakaan aku dan Piyo yang menyebabkan ingatan aku sedikit terganggu. Terkadang aku sering lupa dengan masa lalu, dan terkadang aku ingat hal-hal kecil yang terjadi dimasa lalu. Untuk kali ini aku benar-benar lupa.
“Obe, kamu masih ingetkan mereka siapa?”, dengan senyum sumringah mama kembali memperkenalkan aku dengan mereka. Aku pun hanya bisa tersenyum. “Obe apa kabar sayang?” seorang ibu sebaya dengan mama ku menegur aku penuh akrab, sambil menundukan kepala aku pun mencium tangan teman mama dan yang lainnya. Sampai saat aku bersalaman dengan seorang pria sebaya aku, yang aku yakin itu adalah anak dari teman mama.
“Aku Piyo be”, dengan nada yang begitu semangat. Aku sangat terkejut, rasa bingung, heran dan tidak percaya yang ada saat itu. Aku terdiam. “Bohong!!” lalu aku berlari, sambil memegang kepalaku yang sakit, semakin aku berusaha mengingat semakin terasa sakit. Aku benar-benar tidak percaya, kalau Piyo masih hidup. Mungkin aku bahagia karena aku bisa bertemu Piyo kembali.
Maret 2012


sumber

Minggu, 17 Juni 2012

All About "Yesterday"

Kemarin,_


Kemarin adalah hari yang telah lewat, hari yang telah saya lalui, tapi entah mengapa kejadian pada hari kemarin begitu berkesan dan mampu membuat saya tersenyum kecil. Rasa lelah menjalani keseharian pada hari kemarin belum hilang rasanya. Tetapi saya tetap harus menjalani hari ini.

Setiap hari adalah kesempatan, cobaan, godaan, pilihan, tuntutan dan lainnya.  Menjalani hidup yang penuh lika-lika dan dinamika itu menarik. Jangan selalu melihat kesulian itu adalah sulit yang sesungguhnya. Cari jalan lain untuk memecahkan kesulitan jadi sebuah kemudahan. Kemarin adalah hari dimana saya mengalami kejadian-kejadian yang nyata dan tidak pernah terbanyangkan sebelumnya. Kejadiannya sangat sederhana.

Ketika udara pagi menyegarkan sekitar, saya pun terbangun. Melihat sebuah jam. Dan benar saya kesiangan. Saya yang berniat untuk pergi keluar kota pagi. Harus menunda 1 jam kemudian. Sebelum saya beranjak dari tempat tidur. Saya teringat akan sesuatu. Kebiasaan saya ketika sebelum tidur adalah membaca majalah dan buku, terkadang juga membaca e-book di internet. Dan setelah itu kebiasaan lain adalah meletakkan semua apa yang saya gunakan ketika sebelum tidur diatas kepala saya (disamping bantal tidur). Hal yang menarik ketika bangun adalah majalah itu berpindah tempat tanpa ada yang memindahkan. Entah ini suatu pertanda yang akan saya alami setelah itu. Atau hanya sebuah kebetulan.

***

Setelah menuju ketempat yang telah saya rencanakan, perut pun mulai tidak bisa di ajak kompromi, mereka (isi perut) pun berdemo sehingga saya melirik sebuah tempat makan yang menyediakan menu makanan yang saya sukai salah satunya soto. Saya menyukai makanan yang berkuah. Salah satunya soto, apapun bentuk soto sejauh ini masih nyaman untuk berada di perut saya. Kali ini tidak ada yang salah dengan makanan itu. Enak sudah pasti, entah karena begitu laparnya saya, atau memang soto itu enak atau juga soto itu sedikit (hehee..). Makanan berkuah itu habis tidak lebih dari lima menit.

Saya saat itu memesan 1 teh obeng, 1 soto dan 1 kerupuk= Rp 11.000,00. Saya tidak percaya ketika membayar. Apakah pemilik kedai salah hitung? tanya saya dalam hati. Dan ketika saya tanya kembali berapa, dan dijawab dengan nominal yang sama. Tapi sudahlah ini harga yang termasuk murah selama saya makan ditempat yang menurut saya bagus. Memang bukan restoran atau tempat makan elite. Semoga saja yang empunya warung diberikan rezeki yang berlimpah. Amin.

Sumber foto


Meninggalkan rumah dengan penuh semangat, berharap semua rencana lancar. Awal semua berjalan lancar. Semua bisa saya atasi dengan baik. Selama perjalanan saya menggunakan moda transportasi umum. Sebutan  saja angkutan itu angkot. Naik angkutan umum tentu saja ada resikonya tersendiri. Salah satunya adalah kecelakaan. Kemarin ketika saya menaiki moda transportasi itu, seperti biasa saya sangat suka duduk di depan pintu. Selama perjalanan saya merasa nyaman. Supir angkot berjalan tidak begitu kencang, dan juga tidak ugal-ugalan seperti angkot yang pernah saya naiki sebelumnya. Ditengah perjalanan yang cukup ramai dan padat merayap sesekali kecepatan naik dan turun kembali.

Itu sangat biasa saya rasakan. Ketika kondisi jalan yang agak menurun, angkot itu pun melaju biasa tidak begitu laju. Arah pandangan saya tepat berada pada posisi kedepan sebuah mobil pribadi berwana abu-abu. Tiba-tiba tanpa ada lampu sen mengarah kanan atau lampu isyarat untuk membelok. Mobil prbiadi itu mengurngi kecepatan dan berhenti mengarahkan kendaraannya untuk patah balik arah tanpa tanda isyarat lampu. Sedangkan angkot (kami) dengan jelas tidak melihat lampu isyarat untuk berbelok. Lampu baru hidup ketika pipi kiri saya sudah mencium dengan indah pada ujung pintu angkot tersebut. Ketika itu juga penumpang lainnya tidak kalah dengan saya beliau mencium mesra jok kursi depan (supir).

Saya pun memalingkan pandangan kebelakang ketika bunyi kelakson truk yang cukup besar dan bunyi suara rem yang terdengar bekerja keras untuk memberhentikan truk tersebut. Klakson itu menunjukan taringnnya dengan bertubi-tubi di tekan oleh sang supir yang tentu saja juga terkejut melihat mobil angkot yang kami tumpangi berhenti mendadak. Ketika melihat truk telah berhenti hanya ucapan syukur yang keluar dari bibir saya sambil mengelus-ngelus pipi yang terasa sangat ngilu.

Allah begitu pemurah, masih memberikan saya keselamatan dan kondisi badan yang sehat wa'alfiat. Hanya sedikit rasa ngilu yang saya rasakan. Tentu saja kejadian itu tidak berakhir begitu saja. Mobil pribadi itu meminta pertanggungjawaban dengan sopir angkot. Perdebatan mereka hanya terjadi sebentar dan berakhir ditempat bengkel. Saya tidak tahu persis bagaimana penyelesaian akan kecelakaan kecil itu.

Supir angkot itu sangat baik hati. Tidak ada sedikit umpatan yang ia utarakan dan ia sangat berjiwa besar dengan mau mengakui kesalahannya. Ia tetap tersenyum ketika itu. Kami pun diturunkan dipinggir jalan karena ia ingin menyelesaikan masalah itu dengan ibu-ibu pengendara mobil pribadi. Walaupun saya (kami) tahu, bahwa mobil pribadi itu yang seenaknya saja berbelok tanpa memberi lampu isyarat.

***

Perjalanan pun saya lanjutkan untuk ketempat lain yang tidak kalah pentingnya. Ditempat yang belum pernah saya kunjungi dengan kondisi sendirian. Selama ini andaikata saya ke daerah itu selalu bersama orang-orang yang memang benar tahu lokasi itu. Saya nekat bertanya sana-sini. Mulai dari naik taksi ketempat itu baiknya dari mana. Jam aman terakhir menggunakan taksi didaerah itu jam berapa. dan pertanyaan lain yang membuat saya yakin untuk melanjutkan perjalanan sendiri. Walaupun setelah sampai di daerah itu, teman saya sudah menunggu untuk mengantar ketempat tujuan.

Sesampainya saya ditempat tujuan, tentu harapan saya adalah semoga berhasil. Tapi kenyataannya orang yang saya ingin temui sedang pergi keluar kota dan baru saja berangkat. Nyesek rasanya mendengar kabar itu. Perjuangan pun belum berakhir, hingga beberpa pertanyaan pun saya utarakan dan kesimpulannya saya akan balik keesokan harinya, yaitu hari dimana saya menulis ini.

Tanpa pikir panjang saya langsung bilang keteman saya itu, rencana  saya ingin langsung pulang kembali. Teman menawarkan agar saya menginap saja. Tapi karena saya juga ada janji dengan teman saya malam harinya saya harus pulang. Dan saya pun merencanakan dengan teman saya, agar beliau bisa menemani saya keesokan harinya.

***

Akhirnya saya kemabali kerumah, kaget ketika melihat jam masih dikategorikan siang (14.45 wib) saya telah sampai dirumah dengan selamat. Malamnya dengan kondisi fisik yang sangat lelah, saya pun menepati janji untuk mimican singkatan yang baru saya tahu. Teman saya pun menjemput saya. Yah, namanya bertemu dengan teman segenk, walaupun kami berada di satu daerah tetap saja atas nama kesibukan banyak hal yang tidak saya tahu tentang dia begitu juga dia ke saya. Kali ini adalah edisi curhat teman saya ini. Sesekali diselingi dengan ketawa-ketiwi yang tidak jelas. Sampai akhirnya ada sebuah cerita yang sangat mengejutkan. Bergosiplah kami, walaupun saya tahu bergosip itu termasuk dosa. Tapi apalah daya, berita ini sungguh nyata. Bukan rekayasa. Maafkan saya teman karena telah bercerita tentangmu.


Sumber Foto

Hari kemarin saya lewati dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, semoga hari esok berjalan lancar. Dan hari ini saya melewati segala sesuatu dengan lancar. Rasa syukur itu memang tidak tergantikan oleh apapun.

Rabu, 13 Juni 2012

Entah ini apa,,


Emosi ini berkabut pada waktu yang tak ku ingin
Lemah mulai mengisi ruang kosong dalam pikiran
Angan pun meredup dengan serta merta
Aku lelah... 

Pengakuan yang mengejutkan ingatan

Diam bukan pilihan

Mereka terus menertawai

Aku mengerti...

Ini bukan akhir dari perjalanan

Awalku kembali menentukan jalanku

Aku kembali meraba

Aku telah lelah...

Aaarrrrggghhh...
Menebas kembali semak belukar
Merangkai hari dalam tujuan
Mencerna segalanya
Menembus awan yang mendung
Dan aku kembali lelah...
Genangan air mata membentuk makna

Tersimpan demi hati yang lara

Biarlah emosi, kelemahan dan angan ada

Aku, tetap berjalan perlahan tapi pasti.

Semoga saja,_



Minggu, 10 Juni 2012

Tentang Cinta Lagi

Soal Cinta


Sumber


Kali ini kembali tentang cinta, entah mengapa jemari ini selalu ingin menari dengan indah ketika berbicara tentang cinta. Ini untuk ksekian kalinya saya berkata.Cinta itu bersifat universal. Kali ini saya ingin sedikit berbicara tentang Mantan Kekasih. Yuhu... Ayo siapa mantan kekasihku...? Ancungkan jari telunjuknya.. hehe... Mari di absen? hehe.. Dan maaf bila terjadi kesamaan cerita atau tempat kejadian. J


Mantan Kekasih. Mereka adalah orang yang pernah atau sempat ada dalam kehidupan kita. Bukan orang asing yang tidak pernah kita kenal. Tapi tetap saja, menjalin hubungan baik dengan mantan kekasih (pacar) bukan hal mudah. Setidaknya untuk menjaga hubungan baik. Baik dalam arti sebagai teman bahkan sahabat. Hal ini semakin sulit bila di antara kita dan mantan kekasih telah memiliki kekasih baru. Tentu saja kita harus mampu menjaga perasaan keduanya. Bukan hanya itu saja. Kadang kala kedekatan dengan mantan kekasih itu bukan untuk merusak hubungan. Tetapi untuk menjalin silaturahmi.

Sebagian orang mungkin beranggapan ini adalah sebuah alasan untuk bisa mendekati kembali sang mantan kekasih. Perlu di ingat kembali, manusia itu tidak semuanya sama. Dan saya bukan orang yang bisa suka mengambil kesempatan dalam kesempitan (curcol lagi). Ambil hal positif bila kita bisa berteman baik dengan mantan kekasih. Bukan hanya silaturahmi saja, tetapi hubungan baik ini juga untuk kebaikan kita di hari esok.  Hari esok yang bukan dalam hitungan satu atau dua bulan. Tapi kita bayangkan untuk 20 sampai 30 tahun kedepan. Mengapa demikian? karena bisa saja suatu saat nanti anak cucu kita bisa saling mengenal dan bisa menjalin hubungan. Sangat tidak baik ketika, hanya karena ada dendam, benci, rasa sesal dan kesal di masa lalu menjadi penghalang bagi generasi penerus kita.

***

Mantan kekasih. Saya terkadang tidak yakin benar bila seseorang mampu melupakan dengan benar mantan kekasih. Tapi saya lebih suka untuk mengakui, menghilangkan rasa (yang sempat ada) dan menjauhkan pikiran saya tentang mereka. Setidaknya bila saya teringat dengan mereka tapi hati saya tidak ada pengaruhnya lagi. Bila saya memang benar-benar bisa menghilangkan mereka dalam hati (kala itu). Saat ini posisi saya adalah seorang perempuan dan tentu saja ini adalah pendapat sebagian kecil dari para perempuan di luar sana. Walaupun mereka juga memiliki pendapat yang lain tentang mantan kekasih.

Membuat sebuah polling, atau bertanya kepada mereka pengguna socmed ternyata sebuah alternatif untuk melihat cara pandang orang lain. Bisa dilihat Di sisni dan disini. Agar referensi jadi semakin banyak. Cara pandang yang berbeda merupakan keanekaragaman yang menarik. Dari perbedaan juga bisa menimbulkan sebuah pandangan baru yang lebih baik. Terutama cara pandang laki-laki dan perempuan. Setidaknya bisa menjadi sebuah masukan.

***

Sumber

Bukan hal mudah untuk mengakui (mempercayai) rasa yang masih tertinggal pada seorang mantan kekasih. Begitu juga dengan rasa yang telah hilang. Saya pernah merasakan, ketika saya belum benar-benar bisa melupakan mantan kekasih. Ini sebuah perasaan yang sangat mengganggu. Bagi saya pribadi. Ketika itu tidak ada hal yang bisa saya lakukan, selain niat untuk menjauhkan hati dan pikiran saya kepada mantan kekasih. Saya juga tidak tahu kapan pasti bisa benar-benar menjauhkan mantan kekasih dari pikiran dan hati saya. Namun, ketika kami sempat sedikit berbincang (via Socmed) hati ini benar-benar netral. Sulit untuk merasakan getaran kembali. hehe...

Memandang positif pada mantan kekasih itu perlu. Tidak selamanya, kesalahan yang pernah terjadi antara kita dan mantan kekasih murni kesalahannya. Biarkan semua yang terjadi menjadi pengalaman yang berarti. Jangan pernah mengusik kenangan pahit yang tersimpan. Biarlah ia (kenangan pahit) pergi jauh menghilang.

Sumber

***

Kamis, 07 Juni 2012

Rindu

Pahitnya merindu

"Ya Allah, sampaikan rindu ku untuk beliau."
Ku ucapkan sebuah doa untuknya kututup dengan Amin.

Saya memang sedang merasakan rindu. Rindu yang sebenarnya rindu. Saya tidak bisa berbohong akan rasa rindu ini. Saya lupa terakhir kali merindui seseorang. Tapi kali ini begitu luar biasa. Terkadang ingin menyimpan selamanya rasa rindu ini.Itu mustahil, karena rasa yang lain akan maju disaat yang tak menentu. Dan biarlah rasa rindu saat ini menggelayuti hati saya.

Yaps, setiap orang sedang, akan bahkan pasti merasakan rindu. Rindu. Sulit saya untuk berkata-kata. Tapi rasa ini datang kembali tanpa saya meminta. Ingatan itu sangat membekas. Meninggalkan jejak demi jejak. Memory yang tersimpan dalam pikiran ingin sajaku transfer dalam sebuah flashdisk kemudian ku simpan, bila ingin ku lihat kembali aku tinggal melihatnya. Itu mustahil.

Rindu akan kebersamaan. Entah kapan terakhir kali kami bersama.

Rindu belaiannya. Sampai benar-benar lupa, atau tidak pernah sadar kapan terakhir saya dibelai oleh beliau.

Rindu akan ucapannya. Pernah sempat mendengar ucapannya ketika dalam mimpi. Dan itu berkesan.

Rindu akan pelukannya. Tentunya, pelukan terakhirnya ketika beliau pergi dan tak kembali.

Rindu akan senyumnya. Walau sempat saya melihat dalam mimpi dan foto yang ada.

Semoga saja rindu ini terobati.
pahitnya merindukanmu,,_

Rabu, 06 Juni 2012

FF1 "Hening"

"........"
"........"
"Cukup" kata ku memecahkan hening.
"Cukup apa, coba jelaskan dari tadi kamu diam tak menentu" jawab Dion tegas.
"Sudah, kamu pulang saja" sahut ku kembali.
"Tidak, aku mau masuk lebih baik kamu pulang saja" dengan cepat aku meninggalkan Dion begitu saja di depan teras rumah. Sambil menangis aku masuk kedalam kamar dan menulis surat untuk Dion.

Untuk mu Bie,

Mungkin tadi adalah pertemuan ku terakhir dengan kamu, aku tidak sanggup untuk bercerita. Melihat rahut wajahnya, aku tak mampu bersuara. Maaf, bila pertemuan itu tidak berbekas dihatimu. Aku tidak mengerti ini perasaan apa. Aku takut menceritakan bunga tidurku padamu.
Rasa sayang ini tetap ada untuk mu. Abadi.
Bila kamu membaca  surat ini, kamu akan mengerti mengapa aku bersikap dingin kepadamu.
Maafkan aku, tersenyumlah bila melihat jasadku nanti.

Love,  kiss and hug for you
biebie "Dion"

Menentukan Pilihan

Kehidupan yang terus berputar, layaknya kincir angin yang berputar meineruskan tugas pada sebuah aliran air yang kemudian menimbulkan sebuah energi. Energi ibarat seperti semangat bagi manusia. Tenaga untuk bangkit dan menjalani kehidupan. Permasalahan kehidupan tidak terbatas. Tidak hanya mengurusi sandang, pangan, papan. Kita hidup adalah kenyataan bukan pilihan untuk hidup. Tapi kehidupan ini penuh dengan pilihan. Suka tidak suka, mau tidak mau kita pasti akan memilih.

Kenyataan kita sebagai Warga Negara Indonesia, yang telah menikah atau telah berumur 17 Tahun (tujuhbelas) telah berhak untuk memiliki karti identitas, terdafatar sebagai pemilih. Dengan sistem demokrasi seperti sekarang ini anak-anak yang baru melepas masa remaja, dan pada masa peralihan harus memilih Partai, Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Legislatif Tingkat I dan II, Anggota DPD. Saya yakin bagi mereka yang memahami tugas sebagai pemilih, mereka akan memilih berdasarkan hari nurani mereka. Tetapi, segelintir anak-anak pada usia itu terkadang masih belum begitu paham tugas yang begitu terlihat mudah, tetapi berdampak untuk lima tahun kedepan. Alhasil, mereka hanya menjalankan tugas itu dengan apa adanya. Tanpa mengerti arti dari mereka memilih.

Merdeka!!

Sumber

Memilih bukanlah hal yang menyenangkan. Sulit sudah tentu. Khawatir akan pilihan pasti ada. Tetap saja, bila pilihan ada didepan mata. Pasti membingungkan. Lebih baik saya disuruh lari marathon keliling lapangan sampai lelah, ketimbang harus memilih sesuatu yang seharusnya tidak dipilih. Memilih antara menerima tanggung jawab baru (walau hati terasa berat) atau menjalani apa yang sedang dihadapi. Memilih untuk mendengarkan perkataan orang tua atau mendengar kata hati sendiri. Bagi saya sulit. Sama sulitnya ketika saya memilih untuk melabuhkan hati pada seorang pria, atau tetap untuk sendiri (curcol) J .




Sumber



Kesulitan ini bukan menandakan kita orang yang tidak punya pendirian. Tapi ini adalah cara kita dalam menghadapi suatu pilihan. Terkesan sangat dilematis, tapi bagi kebanyakan orang itu biasa saja. Memilih sebenarnya menguras emosi. Contoh kecil saja, ketika kita ingin membeli Gadget, terkadang kita telah mempunyai pilihan berdasarkan majalah, referensi teman, situs-situs penyedia artikel gadget, tetapi setelah kita melihat di toko yang dituju ternyata ada model atau merk lain yang membuat kita melirik. Yaps, pasti kita akan berpikir kembali untuk memilih yang mana.


Mari kita bercermin akan kejadian kecil yang kita alami. Masalah kecil (dalam hal menentukan pilihan) bila kita tidak selesaikan akan menjadi lebih besar, bergegas menyelesaikan itu agar tidak menimbulkan masalah yang lain. Buang rasa ragu sejenak. Biarkan alam pikiran bekerja. Berhadapan pada sebuah pilihan mengharuskan kita bersungguh-sungguh untuk berpikir. Sangat sulit untuk dipungkiri. Sebuah pilihan akan terlihat hasil dan kenyataannya pada kemudian hari. Tanpa mampu kita mengulangi pilihan itu.


Terlepas dari itu semua, pilihan itu indah akan indah pada waktunya, akan manis pada saatnya, akan menarik pada saat pilihan itu adalah tepat. Jangan menyesali pilihan kamu ketika pilihan itu salah, tapi berusaha untuk membuat pilihan itu menjadi lebih memiliki arti. 


***


Selasa, 05 Juni 2012

Semua Campur Jadi Satu

Kecewa, bukan sebuah kata asing bagi semua manusia di bumi ini. Semua pernah merasakan kecewa. Mungkin anak bayi orok juga bisa merasakan itu. Hanya saja, kita tidak pernah mengerti bahasa isyarat yang diberikan. Kecewa salah satu bentuk sebuah rasa sedih terhadap sesuatu hal. Kecewa juga berasal dari berbagai macam segi kehidupan. Kecewa datang tanpa diundang, ia datang ketika kita mendengar, melihat dan merasakan. Rasa kecewa muncul terkadang bersamaan dengan perubahan suhu pada tubuh kita. Menjadi lebih hangat. Gak percaya? Coba buktikan nanti.

Kecewa juga mempunyai segi positif. Dimana dengan rasa kecewa yang diterima membuat orang jadi lebih termotivasi, mawas diri, sadar dan menimbulkan semangat baru untuk menghadapi hari esok. Jangan pernah menyalahkan perasaan kecewa, karena setiap hal yang kita hadapi dan jalani tentu saja memiliki hikmah yang musti kita ambil dan patut disyukuri.

Kecewa itu:
-Bunga dalam kehidupan.
-Warna kehidupan.
-Motivasi.
-Rasa sedih.
-Pelajaran.
-Ide Kreatif

Mengapa Bunga kehidupan? Tentu saja bila tidak ada rasa kecewa belum tentu kita dapat mengetahui kadar kebahagian. Kecewa itu menarik, tidak dapat dilihat tapi semerawut dan kusutnya di alam pikiran kita dapat kita rasakan. Kecewa itu datang seperti bunga tidur. Hadir dengan sendirinya. Kecewa itu Warna Kehidupan? Senang-sedih, suka-duka, bahagia-kecewa. Semua itu yang selalu kita hadapi. Pertukaran antara suka dan duka bisa dalam hitungan detik. Terkadang orang yang sedang tertawa bahagia kemudian dapat mengangis tersedu-sedu. Begitu juga kecewa.

Kecewa itu Motivasi. Seperti telah menjadi sebuah kebiasaan dalam hidup. Penyesalan datang selalu belakangan. Sama halnya kecewa. Kecewa datang, tentu saja diawali perbuatan, perjalanan. Mengapa motivasi? karena ketika kita telah melewati tahap kecewa. Perasaan bangkit dan berubah datang dengan begitu saja. Mengapa kecewa itu Rasa sedih?  karena sangat manusiawi ketika kita mempunyai rasa sedih, terutama kecewa. Ini hanya sebuah bentuk rasa yang bersifat sementara. Dan akan menjadi pelajaran dikemudian hari untuk lebih siap menghadapi kemungkinan yang aka terjadi. Mengapa kewcwa itu Ide Kreatif? karena rasa kecewa saya saat inilah yang membuat saya mempunyai iode menulis, dan yang menjadi motivasi saya untuk menghadapi hari esok. 

Jadi jangan takut untuk kecewa, semoga kecewa yang kita rasakan membawa berkah. Amin.