Selasa, 04 Juni 2013

Jati Diri Itu...

Menurut Anda apa itu Jati Diri?

- Jati Diri merupakan sesuatu yang mendasar pada dalam diri. Manusia berasal dari tanah dan kembali pada tanah.

- Jati Diri itu sebuah identitas atau ciri. Pertanyaan yang muncul ketika Anda ingin menemukan jati diri Anda yaitu Siapakah Aku?, dari mana asalku?, akan kemana aku nantinya?

- Jati diri adalah karakteristik seseorang yang membuat ia berbeda dari yang lain. Untuk bisa memiliki jati diri yang kuat, kita perlu memahami diri sendiri secara menyeluruh. Baik itu tentang ciri-ciri diri, pola pikir, kekuatan, dan kelemahan. Kita juga perlu memahami reaksi emosi dalam berbagai kondisi, dan mengerti mengapa kita berbeda atau serupa dengan orang lain. Demikianlah cara kita membangun jati diri melalui kekuatan emosi. (Ermalen Dewita)


Bagaimana cara membangun Jati Diri?

Ermalen Dewita dikenal sebagai motivator pemberdayaan diri dan merupakan Personal Branding Agency pada Indscript Creative mengatakan “Seringnya melakukan perubahan merupakan hasil dari sebuah pencarian jati diri yang mungkin tampak membingungkan orangtua. Tapi sebenarnya, perilaku mereka normal dan sehat. Hanya saja memerlukan dukungan moral dari orangtuanya." Hal semacam ini sering di alami anak seusia remaja, dimana sering terjadi perubahan baik fisik maupun pergaulan. Pada masa ini sangat diperlukan dukungan serta bimbingan orang tua.

Sebagai contoh, seorang anak yatim tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua laki-laki akan menunjukan keegoisannya atau ada yang mampu bersikap seperti sosok dewasa yang mampu memahami kehidupan. Dua hal yang berbeda ini juga berasal dari karakteristik seseorang dalam menghadapi kondisi yang hanya dibesarkan oleh seorang single parent. Begitu juga dengan seseorang yang kurang mendapatkan kasih sayang seorang ibu (piatu).

Kehilangan salah satu sosok orang tua terkadang membuat emosi seseorang terhadap sosok yang selama ini tiada menjadi berbeda. Seorang anak piatu jadi kurang bisa menerima apapun nasehat dari orang dewasa (perempuan), sama halnya dengan seorang anak yatim akan sulit untuk mendenga perkataan orang dewasa (laki-laki) bahkan sering terjadi kondisi yang menyebabkan emosi (berontak). Hidup membutuhkan keseimbangan. Meskipun Anda berada pada posisi tersebut, jaga emosi Anda.

“Dengan adanya emosi, kita dapat memberi makna, warna, dan tekstur dalam kehidupan ini. Menghadirkan perasaan gembira, sedih, marah, benci, dan kepuasan akan sesuatu. Emosi adalah energi yang dihasilkan dari perpaduan pikiran dengan perasaan. Informasi diterima otak berupa kata-kata. Kata-kata tersebut diberi makna dan rasa oleh pikiran. Makna dan rasa itulah yang disebut emosi,” ujar Ermalen Dewita.

Dalam sebuah artikel pada Indscript Creative  dikatakan "Emosi juga berfungsi sebagai perekat yang menghubungkan Anda dengan orang lain dan memberi arti bagi kehidupan. Karena itulah, emosi menjadi dasar untuk membangun dan mengembangkan jati diri. Juga sebagai dasar untuk memahami diri maupun orang lain di sekitar kita."

Setiap fase dalam kehidupan adalah langkah. Maka harus dijalani dengan baik dan benar. Langkah kecil yang kita jalankan akan berdampak untuk hari esok. Kesalahan yang kita lakukan hari ini bisa jadi akan terlihat pada kemudian hari. Dalam kehidupan emosi manusia sangat berpengaruh dalam kehidupan terutama untuk membangun sebuah jati diri. Kekuatan pikiran kita mampu menghasilkan energi yang luar biasa. Keseimbangan antara kekuatan pikiran serta emosi akan memunculkan sebuah energi yang mampu menjadikan seseorang lebih baik lagi.

Perubahan signifikan akan terjadi pada fase remaja dan dewasa. Masa remaja menentukan seseorang untuk melangkah pada fase berikutnya. Dalam hal ini pengolahan emosi di masa remaja menentukan jalan untuk fase berikutnya. Jalan hidup seseorang itu berliku. Sesuai dengan bagaimana sudut pandang seseorang terhadap kehidupan.

"Nikmati hidup dan jalani segala sesuatu dengan keseimbangan"

Tidak ada komentar: