Rabu, 18 Juli 2012

Seperempat Abad

Celotehanku tentang waktu..


Tinggal menghitung mundur beberapa hari kedepan, usia saya bertambah. Banyak hal yang telah dilakukan, namun sebagai manusia saya masih akan terus berjuang memaknai hidup ini. Dilahirkan sebagai anak yang tidak sama dengan anak lainnya, tentu perbedaan ini yang menjadi dinamika dalam hidup. Saya harus berjuang bagaimana untuk mendapatkan apapun yang saya inginkan. Bagi saya hidup ini tidak mudah. Banyaknya pilihan yang harus mengorbankan hal yang lain.

Ketika saya berpikir masih ada hari esok untuk menyelesaikan suatu hal, itu ternyata hanya untuk menghilangkan beban sesaat. Saya sadar saat ini. Hari ini adalah hari ini. Esok tentu hari esok. Begitu seterusnya. Dihari yang terus berjalan, serta usia yang kian menambah membuat saya mengejar mimpi dengan menghitung waktu.

Sepuluh Tahun yang lalu, ketika usia saya masih empat belas tahun. Saya baru masuk SMA. Baru mengenal dunia remaja yang sesungguhnya. Usia yang penuh kenangan. Lagu kenangan masa lalu yang masih layak untuk saya sandingkan setiap tahunnya "Selamat Ulang Tahun by Jamrud". Tepat tanggal 17 Agustus 2002 malam. Lagu itu yang menjadi soundtrack penghantar malam yang berkesan. Pada postingan sebelumnya saya pernah berceloteh tentang Selamat Ulang Tahun bercerita tentang kisah bertambah usia saya. Kini usia seperempat abad akan datang. Akankah lagu itu menjadi teman penghantar malam saya?? entahlah..

Usia sebuah ukuran untuk seseorang. Kita bisa mengetahui tua muda seseorang dari usia, karena penampilan itu bisa menipu. Ini tentang saya, kita (Shenine), dan seng-seng lainnya. Usia kita yang tidak bisa dikatakan muda dan tidak juga bisa dikatakan tua. Bila dipotong rata, usia kita adalah seperempat abad. Masing-masing dari kita saat ini memiliki jalan hidup yang berbeda, namun atas dasar kebersamaan, kenangan yang membuat kita ingin kembali bersama. Mengatur waktu untuk berkumpul tidak mudah. Itu yang membuat kita terlihat jauh.

Shenine 
***

Matang. Saat inilah kita dianggap memiliki usia matang. Dimana kita telah mampu menentukan pilihan dan jalan hidup kita sendiri yang tak terlepas dari orang tua sebagai pendamping dan   SWT sebagai penuntun. Tentu saja diusia yang telah matang ini banyak pertanyaan yang terlintas dibenak orang ain terhadap kita. Kebetulan saja ada beberapa teman termasuk saya yang belum menikah. Pertanyaan kapan nikah? dan lain-lain itu yang membuat kesan kita gak laku.


J


Inilah nasib perempuan diusia seperempat abad. Selamat Menjalani !!

Bagi saya ini adalah jalan hidup kita, jodoh rezeki sudah ada yang mengatur. Bila saya dan beberapa teman belum menemukan pasangan hidup, berarti inilah yang telah ditakdirkan. Bagi beberapa teman yang menikah, bahkan telah memiliki anak tentu itu juga merupakan jalan hidup mereka. Saya tentu bahagia melihat mereka bahagia. Namun, sekuat dan sekeras apapun saya berusaha bila itu belum takdir saya. Itu belum bisa terjadi.

Berkomitmen untuk usia saat ini tidaklah semudah dulu, walaupun juga dulu tidak begitu mudah. Saat ini lebih banyak hal yang menjadi pertimbangan. Bisa jadi seperti fobia untuk menentukan pilihan. Untuk hanya sekedar "tahu" bagi saya tidak masalah. Tapi untuk mengenal, saya termasuk orang yang harus berpikir berkali-kali.


"Wedding Award" siapakah selanjutnya?

***

Ingin, menginginkan serta berkeinginan itu manusiawi. Mewujudkannya itu adalah proses. Proses itu alamiah. Sealamiah keinginan itu ada. Menentukan jalan untuk mewujudkan aadalah hak. Namun hak itu juga berdampingan dengan tanggung jawab. Berpikir serta berusahalah untuk mewujudkan keinginan itu dengan cara yang kita anggap sempurna. 

Bila saya berceloteh tentang apa yang diinginkan tentu tidak akan ada habisnya, mengingat setiap keinginan akan menimbulkan keinginan yang lainnya. Saya, anda juga mereka mempunyai keinginan yang berbeda. Bagaimana mewujudkan keinginan adalah sebuah proses. Proses itu tidak ada yang instan, sebuah ajang pencarian bakat sekali pun itu membutuhkan proses, hingga mereka bisa tampil dalam ajang tersebut. Proses yang mudah tentu saja hasil yang diterima juga dengan mudah. Bila proses itu sulit kita akan mampu menghargai hasil dari sebuah proses itu.

Hasil merupakan perwujudan dari sebuah proses yang telah dilalui. Hasil juga mencerminkan seberapa besar keinginan dan usaha kita mewujudkan itu. Waktu yang telah kita jalani untuk mendapatkan apa yang diinginkan adalah saksi perjuangan yang telah dilakukan. Susah senang adalah bentuk ukuran yang telah dijalani. Terima hasil dari sebuah proses dengan ikhlas. Sempurna ataukah tidak, sesuai apakah tidak kita yang menentukan itu semua. Jadi, jangan mensia-siakan proses yang dilakukan. Harus total dan pemikiran yang matang. Selamat berkeinginan!

Merdeka!! 


***



Tidak ada komentar: