Malam ini tidak bisa kupastikan apakah benar-benar bulan purnama. Namun, apapun bentukmu aku senang memandangnya. :) Banyak kenangan akan bulan tentu banyak cerita pula akan itu.
Aku menyimpan sebuah kenangan..
Pada bulan yang menyinggahi cahaya pada bumi..
Berharap ini tidak akan lekang oleh waktu..
Tidak seperti rasa kita yang sempat menyatu namun pupus..
Aku biarkan memoar ini abadi..
Sepanjang bulan tetap memberi cahayanya padaku..
Aku ingin perlihatkan senyumku pada bulan..
Agar disampaikan padamu kelak..
***
Aku suka melihat bulan. Apapun fase bulan itu. Aku teringat akan
seorang teman (eks pacar sebenarnya) yang selalu mengingatkan aku akan
keberadaan bulan. Sebut saja dia "A". Sebuah huruf awal dalam alfhabet.
Tiada niat untuk menyamarkan sebuah nama. Namun hanya ingin menghargai
sesama.
"A" saat ini aku teringat dengan sebuah sms dari mu yang mengingatkan
aku jika hari itu ada bulan penuh (purnama). Seketika itu, aku yang
sedang dalam perjalanan langsung menatap langit dan kucari bulan sedang
memperlihatkan cahayanya. Indah sekali. "A" tapi mengapa kamu begitu adem ayem,
tiada lagi sempat mengingatkan ketika bulan purnama tiba. Upss. Aku
lupa "A". Sudahlah, itu masa lalu kita "A". Kita simpan saja itu. Rapat.
Tapi, selagi bulan terus memberi sinar sejauh itu juga aku tetap mengingatmu. Ingat, aku hanya sekedar mengingat. Tidak lebih.
"A" seingat ku, kamu pernah naik ke atas genteng ketika itu
dan memandangi bulan? Apakah ketika itu kamu jujur padaku? Ataukah
bersandiwara untuk membuatku bahagia "A". "A" semakin aku menarikan
jemari ini, semakin deras pula ingatan yang meluncur dalam alam
pikiranku. Tapi, dimana kamu kini "A"? Salahkau aku menanyakan kabar
atau keberadaanmu? Aku ingin berbagi denganmu. Banyak kata yang tertahan
dalam hati "A". Tapi ini bukan tentang aku dan kamu "A". Ini tentang
kehidupanku. Episode kehidupan yang telah aku jalani sungguh jauh
berbeda saat terakhir kita bertemu. Kini aku berada pada titik
kejenuhan. Namun mengingat kisah ini, aku bisa tersenyum. Bahkan
tertawa, meski cuma dalam hati. :)
Kamu tahu "A", terkadang aku melihat bulan seperti ada bayanganmu
disana. Tersenyum dan melirik kepadaku sambil mengedipkan mata. Terlihat
genit sekali. Benarkah itu kamu "A"?? Jawab?!! Aku benar merindukan
saat dimana kita bercanda dibawah sinar bulan. Wajahmu memerah layaknya
kepiting bangkang di rebus. Sumpah "A", aku merindukan kata-kata "kepiting rebus".
Canda tawa itu seakan memiliki roh yang mampu membangkitkan imajinasi.
Memoar ini begitu liar untuk aku hentikan. Dua hal ini yang terkadang
membuat aku tersenyum ketika mengingatnya, "Bulan Purnama dan Ketpiting
Rebus".
"A" ......
Bulan purnama dan kepiting rebus |
Andai suatu saat aku dipertemukan kembali
dengan mu, aku ingin mengingatkan cerita ini padamu. Aku akan
menemanimu untuk mengingat kisah itu. Walau hanya sesaat. ;p
Tulisan ini diambil dari postingan note FB ku.."Biarkan aku melihatmu secara utuh dan sempurna dengan cara yang sederhana"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar