"........"
"........"
"Cukup" kata ku memecahkan hening.
"Cukup apa, coba jelaskan dari tadi kamu diam tak menentu" jawab Dion tegas.
"Sudah, kamu pulang saja" sahut ku kembali.
"........"
"Cukup" kata ku memecahkan hening.
"Cukup apa, coba jelaskan dari tadi kamu diam tak menentu" jawab Dion tegas.
"Sudah, kamu pulang saja" sahut ku kembali.
"Tidak, aku mau masuk lebih baik kamu pulang saja" dengan cepat aku meninggalkan Dion begitu saja di depan teras rumah. Sambil menangis aku masuk kedalam kamar dan menulis surat untuk Dion.
Untuk mu Bie,
Mungkin tadi adalah pertemuan ku terakhir dengan kamu, aku tidak sanggup untuk bercerita. Melihat rahut wajahnya, aku tak mampu bersuara. Maaf, bila pertemuan itu tidak berbekas dihatimu. Aku tidak mengerti ini perasaan apa. Aku takut menceritakan bunga tidurku padamu.
Rasa sayang ini tetap ada untuk mu. Abadi.
Bila kamu membaca surat ini, kamu akan mengerti mengapa aku bersikap dingin kepadamu.
Maafkan aku, tersenyumlah bila melihat jasadku nanti.
Love, kiss and hug for you
biebie "Dion"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar