Kamis, 21 Juni 2012

Apakah aku pecundang?

"Apakabar, kerja dimana sekarang ?"
                        atau
"Apakabar, udah kerja?"
                        atau
"Apakabar, kapan nikah?"
                        atau
"Apakabar, kapan ne nyusul?"
                        atau
"Apakabar, gimana sekarang sibuk apa?
          

Sumber

Dan pertanyaan lain yang selalu saja mampir dalam kehidupan. Ini sebuah fakta yang tidak bisa kita hindari. Pertanyaan itu akan makin terus berkembang, tentu saja ada dua kemungkinan; peduli dan sekedar mencari informasi. Pertanyaan itu bisa hanya setakat pertanyaan bila. Orang yang bertanya hanya itu meyakinkan informasi yang pernah didapatkan sebelumnya. Hal yang paling wajar orang mengakuinya adalah sekedar basa-basi.

Pertanyaan yang seperti itu sungguh sangat sederhana dan biasa. Namun makna dibalik pertanyaan itu bisa berbeda ketika orang yang sedang kita tanyakan dalam kondisi tidak baik. Pertanyaan yang sederhana ini juga bisa menjadi bomerang bagi kita. Tentau saja ini kembali lagi pada kondisi dan mood.

Sayalah yang mengetahui apa yang sedang saya rencanakan. Tentu saja ini juga dengan restu dari Allah SWT. Tentu saja dibalik semua hal yang kita rencanakan aalah sebuah misteri dari Illahi. Kita sebagai manusia yang berencana Allah yang menentukan. Semoga saja semua ini dapat terwujud.

***

Apakah saya pecundang? Saya bertanya pada sebuah Cermin. Saya tentu menjawab TIDAK. Saya menjalani hari kemarin, ini dan esok adalah sesuai keinginan saya. Mengapa pertanyaan-pertanyaan itu semakin intens mengarah pada saya. Bila itu sebuah bentuk perhatian, saya bersyukur dan sangat berterima kasih akan hal itu. Tapi bila itu hanya dijadikan bahan untuk bergosip saya juga mengucapkan terima kasih, walaupun hati ini tidak bisa menerima. Yasudahlah, anggap saja itu sebuah bentuk perhatian.

Berada pada lingkungan sosial yang notabene adalah tetangga, teman, saudara dll. Tentu saja memiliki arti tersendiri. Semua tergantung bagaimana kita mampu menghadapi semua dengan legowo. Contoh ringan saja, ketika saat ini saya belum bekerja kembali, lingkungan sosial tentu saja bertanya-tanya. Mengapa? Mengapa? Mengapa? Sampai mereka bisa mendapatkan jawaban yang puas dan sesuai asumsi mereka.

Saya menjalani hari tanpa bekerja akhir-akhir ini juga mendapat banyak pengalaman. Dari urusan rumah tangga, traveling, sampai menekuni hobi baru saya yaitu menulis. Memang saya bukan penulis. Tapi saya belajar untuk berkarya. Menulis bagi saya adalah kebebasan. Semoga saja hobi baru ini membuka kesempatan baru bagi saya untuk terus belajar. Ingin mencoba bekerja sebagai freelance. Apapun bentuknya. Ingin sekali mencoba hal baru itu. Ada beberapa lowongan freelance  yang saya baca. Namun semua itu belum sesuai dengan keinginan. Pernah ada, tapi kesempatan itu kandas, karena pada saat seleksi saya masih bekerja. Dan belum menyempatkan waktu untuk interview. Pertanda belum rejeki.

***


Sumber



Tidak ada komentar: