Kamis, 08 Maret 2012

#Galau 1

Masa lalu dan kini yang terpatri itu sungguh sulit untuk kita hindari, Sekuat apapun kita menghilangkan rasa itu dengan jauh, tentu "ia" akan kembali lagi. Ia mampu membangkitkan emosi, tangis serta suka cita yang begitu mendalam. Ia juga mampu mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Ia sering menjadi bagian hidup seseorang, tanpa disadari. Ia bisa dijadikan alasan untuk seseorang menuangkan isi kepala dengan cara yang sedikit frontal. Sebut saja rasa itu dengan *Galau*. Bahasa yang lagi nge-Trend dan wara-wiri disetiap jejaring sosial, media massa, maupun media visual termasuklah salah satunya pada tulisan ini. Hmm, sebuah perkataan yang biasa tetapi mampu menyihir setiap orang yang merasakan kegalauan itu.

Perkataan yang dengan sekejap waktu menghipnotis kalangan anak ABG, dewasa maupun tua, apalagi teman sebaya, seolah-olah setiap hari dirundungi rasa galau (hasil pengamatan dijejaring sosial). Entah, saya tidak mendapatkan informasi lebih jelas, tentang perkataan *Galau* ini dipopulerkan oleh siapa. Dan tentunya saya tidak berniat untuk mengcopy dari semua yang telah ada. Seperti adanya acara disalah satu stasiun televisi, dari cerita FTV, talkshow, acara musik tentunya ada saja yang bersinggungan dengan kegalauan. Seperti lagu yang dinyanyika oleh Citra Skolastika (maaf bila penulisan namanya salah, berbagai macam versi penulisan yang pernah saya baca dan lihat), merupakan salah satu finalis Indonesia Idol. lirik dan lagu bisa di dengarkan dan download disini.

Di ambil dari Galau

Salah satu yang menjadi kegalauan saya saat ini, belum mampu menyatukan dua orang yang terlibat perang dingin. Ini sebenarnya hanyalah sebuah komunikasi yang tidak begitu baik di masa lalu. Dan masa di mana emosi labil remaja masih menjadi faktor utama satu dengan yang lain tidak ingin mengalah. Perang dingin disini hanyalah ungkapan untuk mengisyaratkan sebuah pertengkaran dalam pertemanan di masa lalu. Tapi mengapa, sulit sekali mempertemukan titik terang agar kedua belah pihak mampu berdamai dengan hati mereka. Menurut saya, percuma juga bila kata maaf itu terucap, kalau saja jauh dilubuk hati masih menyimpan setitik emosi (biar terlihat lebih manis), dan pengakuan tidak bisa menerima kejadian masa lalu. Terasa diiris hati ini ketika mendengar pernyataan itu. Tetap saja, saya meningingkan perdamaian dua orang teman ini. *suatu.saat.pasti.bisa*

Mungkin bila waktu bisa diputar seperti kartun "Doraemon", mengenang masa saya masih menyukai kartun. Masih melekat diingatan, doraemon bisa masuk kedalam lorong waktu masa lalu dan masa depan. Dan sampai saat ini saya tidak pernah percaya akan adanya lorong waktu. Menurut saya, mungkin itu hanya sebagai kiasan untuk mengungkapkan suatu masa yang diinginkan. Ketika saya menyadari dan mengetahui, bahwa mendamaikan dua hati, atau dua kubu yang sedang berseteru itu tidak mudah. Harus adaya rasa kesadaran dalam diri.

Di ambil dari Lorong waktu *doraemon*

Banyak hal yang akan saya benahi, salah satunya tentang pertemanan saya dan mereka. Saat ini, dimana kita sudah sama-sama dewasa, mempunyai pemikiran yang jauh lebih matang dan emosi yang bisa terkontrol. Mengapa kita tidak duduk bersama, menyelesaikan semua ini dengan kepala dan hati yang dingin. Ini menjadi keinginan terbesar saya. Dibalik keegoan dan idealisme kalian, tentunya kalian mempunyai hati nurani yang mampu mengalahkan keegoan itu. Ini untuk kebaikan kita bersama teman. Jangan sampai ini berlanjut kepada anak cucu kita nantinya.

Saya mengerti, kesalahan dan kekhilafan itu pasti ada. Namun, bagaimana kita menyikapi itu semua diperlukan kesadaran untuk saling memaafkan. Saya tahu, emosi kalian terkadang tepancing ketika mengingat hal itu. Tapi, masa itu telah lama kita tinggalkan. dan kita akan menjalani masa depan itu dengan ketidaktentraman ini. entahlah..

"Teruntuk mu teman, bairlah masa lalu kita menghilang dengan indah diingatan, jangan biarkan hati dan pikiran anda dihantui dengan rasa ego. Jadikan kesalahan kita dimasa lalu sebagai cerminan untuk menghadapi hari esok"

***


Berbagai macam jenis kegalauan yang orang rasakan. Baik itu tentang pekerjaan, pertemanan, keluarga, percintaan, masa lalu dan ketika menjalani masa ini. Semua itu hal yang wajar untuk kita. Tetapi, sebagai manusia biasa tentunya kita ingin ada seseorang yang mengerti tentang apa yang kita rasakan. Tempat yang paling nyaman bagi saya untuk mengadu adalah Allah SWT. Begitu ringan semua yang ada di kepala ini ketika semua kegalauan itu terlah terucap kepadaNya. Tanpa ragu, untuk mengeluarkan butiran air mata, bukan bermaksud untuk berpura-pura, seperti bak adegan sinetron. Tapi inilah kenyataan yang menurut saya bisa sedikit mengurangi kegaluan kita tentang berbagai macam hal.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hati ini risau, memikirkan waktu yang terus berjalan,
Jiwa ini resah mengingat hal yang tertunda,
Pikiran ini sungguh lelah,
Seolah enggan untuk menampung segala Risau, Resah dan lelah,
Tubuh ini terasa mengambang, kebingungan menentukan arah,
Hendak di bawa kemana kaki ini akan berpijak nantinya,
Tujuan itu bak persimpangan yang menunjukan arah,
Namun tidak bisa kujejaki persimpangan itu karena suatu hal.
Apakah ini yang dinamakan Galau??
seperti inikah masa Dewasa yang harus dijalani??
Entahlah,,_

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bila semua beban bercampur jadi satu kesatuan dan menghuni isi dalam kepala dan hati kita, disaat itulah kita akan merasa menjadi orang yang galau. Orang yang paling kurang beruntung, merasa bahwa inilah masalah atau cobaan yang terberat yang sedang menghampiri. Bila itu terjadi, hal yang harus diingat adalah, Allah SWT tidak akan mencoba diluar batas kemampuan umatnya. Semoga saja kegalauan hari lalu, hari ini dan esok dapat dijadikan manfaat disisi yang lain. Amin.

Tidak ada komentar: