"Setiap rasa kecewa itu akan menimbulkan pemikiran baru"
Sumber |
Sebagai seorang manusia yang normal, kita berhak mempunyai keinginan, bisa merasa dan berhak untuk memilih segala pilihan yang ada. Pilihan yang kita jalani itu tidak selamanya menyenangkan. Tak terhitung sudah berapa kali kita pernah merasa kecewa. Jumlah kekecewaan yang kita terima bukanlah sebuah ukuran kita bisa menjalani esok hari tanpa kesalahan (rasa kecewa). Bukan hanya itu saja, dalam bersikap juga kita juga pernah atau sering membuat orang lain merasa kecewa. Ini adalah bentuk perjalanan kehidupan. Tidak ada hal yang baik bila kita tidak merasa hal yang buruk.
***
Saya merasa kecewa terhadap diri pribadi, enta berapa jumlah kekecewaan yang pernah saya rasakan selama ini. Semakin banyak hal dilewati tidak selamanya diberikan kemudahan, rasa bahagia, kesuksesan, keberhasilan dan lain sebagainya. Banyak hal rasa kecewa saya bukan disebabkan oleh sebuah kegagalan, namun lebih kepada setiap keputusan yang saya ambil sendiri. Sebagai manusia, mungkin inilah sisi kelemahan saya. Sulit menentukan pilihan yang tepat bagi diri sendiri. Walaupun saya menyadari, Allah selalu memberi jalan serta kemudahan untuk kita memiliki.
Saya merasa kecewa atas kegagalan membagi waktu. Setidaknya dimasa lalu lebih bisa menghargai waktu, disiplin dengan target serta rencana yang telah di buat untuk diri sendiri. Ini juga yang menjadi kelemahan, sebuah target dibuat sendiri dan di langgar sendiri juga. Inilah kegagalan yang benar-benar membekas hingga saat ini. Menjalani hari dengan sadar, bahwa kegagalan telah menghantui hari-hari saya.
Saya merasa kecewa atas sebuah keinginan. Keinginan ataupun kemauan adalah sebuah kehendak dalam hati. Tapi tanpa saya sadari saya sering merasa kecewa akan hal itu. Apakah saya memang dianugerahkan peka terhadap rasa kecewa sekecil apapun? Entahlah, semoga saja rasa kecewa ini terobati.
Semua kekecawaan itu saya telan dengan sepenuh hati, dijadikan sebuah cerminan dalam hidup. Namun tetap saja hal yang sama dapat terjadi dan menimbulkan rasa kecewa yang lebih dari sebelumnya. Apakah ini pertanda saya harus benar-benar mnegalah pada sebuah kenyataan hidup? Tidak. Saya ingin melawan rasa kecewa ini secara perlahan. Membunuh segala kelemahan yang ada dalam diri untuk menjadi sebuah kekuatan. Semoga saya bisa.
***
Saya merasa kecewa dengan lingkungan. Sesungguhnya saya bersyukur dibesar pada lingkungan sekitar saat ini. Disisi lain ada beberapa hal yang membuat saya kecewa. Tidak perlu saya mengungkapkan secara gamblang, karena ini telah menjadi bagian dalam hidup saya. Mengisi hari serta mementuk karakter saya. Kecewa saya terhadap lingkungan, lebih kepada sekitar yang selalu mencampuri urusan saya. Saya bukan apa-apa, dan tidak mempunyai hal lebih untuk dibanggakan. Inilah saya apa adanya, bila itu juga mampu mengundang pembicaraan diluar tentu ada segelintir orang dalam hidup saya yang memulai semuanya. Jujur saya merasa kecewa kepada mereka.
Saya tidak berhak menuduh, namun kenyataan yang menggiring saya untuk mengetahui itu semua. Petunjuk yang secara perlahan menggambarkan segala ucapan hingga semua mampir di daun telinga saya. Saya kecewa kepada mereka yang tidak mau secara langsung, berdiam-diam dan berbicara dibelakang. Sekali lagi, maaf saya tidak menuduh namun semua yang saya dengar melalui beberapa pembuktian.
***
Saya bisa merasa kecewa.
Saya mudah merasakan kecewa.
Saya dapat merasakan kekecewaan sekecil apapun itu.
Namun, itulah yang membuat saya semakin kuat untuk menjalani hari esok.
Sumber "Move on dari rasa kecewa itu adalah proses" |
Merdeka!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar