Sabtu, 11 Agustus 2012

Hari sejuta rasa,,_



"Sekecil apapun rasa ingin tahu itu jauh berarti bila diimbangi usaha yang keras"


Sumber

Setiap hari tentu memiliki arti dan perjalanan yang berbeda, seperti halnya hari ini. Suka, senang, gembira, sedih, iba, kesal serta lelah menjadi satu kesatuan yang tidak terukur nilainya. Yaps, hari yang penuh warna ini mempunyai arti tersendiri bagi saya. Bahwa, kita harus menghargai diri kita ketika sehat, jangan abaikan rasa sakit sekecil apapun. Terutama sakit hati. ;p

Senang. Hal sekecil apapun bila saya mampu untuk tersenyum, suatu pertanda saya senang. Inilah hal yang benar-benar biasa, namun berarti bagi diri saya. Sebuah senyuman bagi segelinitr orang biasa, tapi bagi saya magnet itu begitu luar biasa. Teringat ketika saya bertemu dengan sesorang yang saya senangi (dahulu), tentu senyumannya mampu membangkitkan semangat saya. Walaupun beliau tidak mnegetahui bahwa saya berharap senyumannya setiap hari. Tapi kini hanya sebuah ingatan. Namun senyum tetap saya nantikan ketika betemu dengan setiap orang.

Bila ingin beribadah, tersenyumlah. Dengan tersenyum kita juga mampu mebuat orang lain nyaman.

***

Berkunjung ke rumah sakit bagi saya sungguh memberatkan, karena kita tidak bisa mnegetahui apa yang akan kita lihat didalamnya. Hari ini saya begitu tersentuh, menyadari sehat itu mahal. Sakit itu tidak ada yang enak. Dalam sebuah perjalanan hati saya merasakan sedihnya seorang ibu yang melihat anaknya berbaring di rumah sakit. Jujur saya semakin lirih ketika melihat mereka mengucapkan lafaz-lafaz Al-Quran. Hati ini ingin berkata, namun bibir ini beku. Air mata tertahan. Ingatan ini masih terpatri indah. Saya berharap kesembuhan itu akan datang. 

Dari sebuah rasa sedih dan lirih mnegalir sebuah rasa kecewa terhadap teman sejawat. Saya paham, manusia hanya berencana. Saya kecewa terhadap janji, kebersamaan yang tercoreng oleh sebuah keangkuhan. Inilah kehidupan, sedekat apapun kita dengan seseorang tentu ada saja hal yang bisa merusak hubungan itu. Hanya sebuah keangkuhan, rasa hormat saya terhadap beliau menjadi sangat tipis. Saling menghargai serta mampu memaknai sebuah hubungan, kedekatan, persahabatn itu sulit. sesulit kita mempertahankan persahabatan itu sendiri.

Bercerminlah pada rasa sakit, pedih serta duka. Semua itu akan jauh bermakna bila kita hanya bercermin pada sebuah cermin biasa.

***

Hari sejuta rasa ini memaksa saya untuk merindu. Rindu akan sebuah sosok sebagai panutan. Mengingatnya merupakan hal terindah dalam hidup. Walaupun bayangan beliau hanya mampu mengisi alam pikiran saya. Namun rasa rindu yang menyiksa bathin. Ingin sekali berontak serta melawan arah kenyataan itu. Seketika itu yang mampu mneydarkan saya bahwa ini adalah takdir hidup. Semoga beliau tenang disisi Allah SWT.

Hari sejuta rasa ini mnyimpan sebuah cerita, perenungan, kesimpulan yang terpatri dalam diri saya. Inilah sebuah kenyatan atas sebuah rasa. Terutama untuk rasa cinta.


Sumber



Tidak ada komentar: