Waktu itu berjalan pasti, berubah selayaknya musim yang terus berganti. Waktu itu juga berjalan kedepan. Tidak mundur, apalagi berhenti sementara sesuai keinginan setiap orang yang menjalani hari-hari ini. mau tidak mau, siap tidak siap, waktu yang berjalan itu menghadapkan kita pada suatu kenyataan yang harus dilewati.
Di ambil dari Lambang Perpisahan |
Ada perasaan ragu ketika hendak menghitung mundur, rasa bimbang tidak mengerti apa yang harus dibayangkan ketika saat itu tiba. Kenyataan itu hadir ketika rasa aman itu ada. Kenyamanan yang mungkin belum saya rasakan sebelumnya. Rasa itu semakin menjadi ketika saya dihadapkan dengan seseorang yang akan menggantikan saya. Dan saya menyadari inilah kesempatan yang tersisa untuk memberikan kontribusi yang terbaik. Sesungguhnya bukan hanya pada saat ini saja, dari dahulu juga saya mencoba dan terus mencoba memberikan yang terbaik. Semoga semua itu bisa diterima oleh orang lain dan menjadi sebuah tradisi dan bekal saya menghadapi hari esok.
Dalam perhitungan mundur ini, saya juga masih mencari segala sesuatu yang dahulu belum sempat saya dapatkan. Terus belajar, segala bentuk pengetahuan yang mungkin dikemudian hari saya butuhkan. Mendalami kembali segala sesuatu yang telah saya dapatkan. Belajar untuk memahami berbagai macam karakter lingkungan sekitar, sehingga kemudian hari saya semakin siap untuk berada di lingkungan yang berbeda.
Merunut perjalanan saya yang masih setapak ini, bukanlah hal yang bisa saya kesampingkan. Segala tanggung jawab yang telah diterima tidak begitu mudah untuk dijalankan. Semua yang awalnya "Biasa" menjadi sangat "Luar Biasa", ketika saya merasakan perjalanan setapak ini. Perjalanan ini semakin kian menarik ketika saya menyadari atas kesempatan dan pengalaman ini. Sungguh jauh diluar bayangan saya dahulu, semua yang tanpa sengaja ini, mampu saya lewati. Dan kini saya akan menghitung hari. Hal ini mungkin saja ditunggu untuk sebagian orang, tetapi tidak untuk saya.
Saya sadar, setelah hitungan mundur ini selesai, banyak hal yang harus saya lakukan. Tanggung jawab saya kepada orang tua, menjadi sebuah semangat untuk menggapai cita hari esok, walaupun saat ini langkah saya masih begitu lunglai. Kemanakah kaki ini akan melangkah, kemana arah yang sesuai keinginan saya, ataukah saya harus berbalik arah dan memulai hal baru yang sungguh menjadi minat saya saat ini. Berat bila harus mengakui, saat ini saya tertarik dunia yang lain. Namun, bagaimana pun minat itu harus saya kesampingkan demi sebuah pengalaman yang lain. Karena, untuk menekuni minat itu, jujur saya masih sangat meraba untuk itu. Tetapi, selagi minat saya pribadi dan keinginan orang tua dapat di jalani, saya rasa itu hal yang wajar. Semoga saja ini adalah pilihan yang tepat.
Begitu banyak rentetan peristiwa yang mengetuk mindset saya sehingga dapat merasa perjalanan ini begitu memiliki peranan yang besar. Baik bagi kepribadian saya, pergaulan serta cara pandang saya terhadap suatu hal. Pengembangan diri yang begitu sangat saya rasakan, walaupun bukan dalam bentuk pendidikan formal. Selain itu juga saya menyadari segala pengalaman, ilmu serta setidaknya ada suatu keahlian yang saya miliki, dan itu bisa menjadi modal bagi saya dikemudian hari. Saya juga merasakan perubahan yang mendasar pada dalam diri, yaitu cara bersosialisasi. walaupun saya menyadari, sebagai manusia biasa, sepandai apapun kita bersosialisasi, bila kita berada pada 'lingkungan' yang tidak membuat nyaman dan sepaham, itu hanya menjadi sebuah boomerang yang menghambat perkembangan kita sendiri. Maka dari itu, saya selal beusaha untuk memahami pepatah lama "Dimana Bumi Dipijak, Di situ Langit Di junjung". Dan saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini.
Sampai saat ini, saya masih belum dapat menjawab dengan benar, kemana arah langkah saya setelah ini. Bukan karena saya tidak punya pendirian untuk segera membuat jawaban. Tetapi karena arah itu masih dalam genggaman saya, saya yakin Allah SWT mempunyai cara lain untuk menjawab segala pertanyaan yang telah hadir maupun ayng akan hadir nantinya, saya sebagai manusia harus tetap kuat menjalani segala cobaan dan tetap terus berusaha dan berdoa, agar semua rencana dan segala keinginan bisa terpenuhi.
Mungkin saya perlu mengevaluasi segala hal yang pernah dilewati. Agar di kemudian hari, saya lebih mampu memanfaatkan segala peluang dan lebih memaksimalkan diri, terhadap kesempatan dan waktu yang telah diberikan.
Di ambil dari Lambang perpisahan |
"Suatu hal dikatakan baik bila terjadi dari awal hingga akhir"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar