Rabu, 22 Agustus 2012

Kisah Cinta Tidak Pernah Mati

Diambil dengan izin si empunya cerita.

Sumber

Saya seorang wanita single. Pernah berpacaran namun hubungan kami harus berakhir. Beberapa kali yang telah saya alami seperti itu. Bagi saya dahulu, jarak bukanlah sebuah rintangan. Gaya pacaran jarak jauh beberapa kali pernah dijalani. Walaupun berbeda kondisi serta keadaan awal perjumpaan. Berkembangannya zaman semakin berkembang juga penggunaan bahasa di masa sekarang ini. Mungkin bisa di bilang saat saya sedang "Galau".

Kisah cinta sungguh tidak pernah mati untuk diperbincangkan. Saya pernah merasakan sesuatu yang mungkin bisa dinamakan "CINTA". Dahulu, ketika belasan tahun yang lalu saya mempunyai seorang pacar. Bagi saya beliau sangat masuk dalam kriteria pendamping saya.

Namun, kondisi di zaman dahulu masih ada perasaan malu, segan dan sifat pendiam yang sangat amat membuat saya menjadi asing bagi kehidupan pribadi. Singkat cerita hubungan itu berakhir, setelah menjalani hubungan sekitar 2 tahun.

Saya benar-benar kecewa saat itu. Kecewa pada diri saya yang tidak mampu mempertahankannya. Kecewa karena sifat serta sikap saya yang masih egois. Hasil yang saya terima adalah harus kehilangan orang yang saya sayangi.

Hari terus berganti, tanpa terasa saya memendam rasa hingga tiga tahun lamanya. Selama perjalanan waktu, saya pernah mencoba menghubunginya. Entah mengapa dia begitu dingin menanggapinya. Saat itu juga, saya mengemasi rasa rindu saya terhadapnya. Menyimpan serta menutup rapat perasaan itu hingga waktu berjalan 5 tahun.

Mencoba menemukan tambatan hati lain, saya rasakan percuma. Rasa yang begitu besar kepadanya membuat saya tidak tenang. Ingin sekali bertemu dengannya. Namun itu sia-sia. Semua hal yang saya lakukan untuk dapat berkomunikasi dengannya selalu saja ada halangannya.

Hingga pada suatu kesempatan, saya bertemu dengannya dipinggir jalan. Dia tersenyum pada saya, saya hanya terpaku dan malu. Begitu tangan kami saling berpegangan, saat itulah saya merasa sangat biasa. Tiada getaran, perasaan sayang yang dulu pernah ada ternyata hilang seketika oleh waktu. Saya hanya diam. Mencoba merasakan kembali kerinduan yang pernah di pupuk hingga tumbuh subur bertahun lamanya.

Setelah meyakini tentang perasaan ini telah biasa. Dia mencoba menghubungi saya kembali, dia  mengatakan bahwa masih menyayangi saya, dan tetap terus mencari tahu kabar serta apapun yang berhubungan dengan saya.

Hati kecil ini kembali sakit, sungguh perasaan ini dipermainkan oleh keadaan. Rasa sayang yang timbul dan tenggelam mampu mengobrak-abrik benteng pertahanan hati saya. Dan saya pun menangis kala itu.

Ada sesuatu yang menggumpal dalam hati, namun saya tidak memahami itu apa. Antara amarah, sayang, rindu menjadi sebuah rasa yang tidak menentu.

Dan kini, saya telah melihatnya bahagia bersama pilihan hatinya, mereka yang telah menjalani hubungan setelah perpisahan saya dengan dia. Yah, selama saya memendam rasa kemudian hilang sejenak dan muncum kembali tanpa diundang. Selama itu pula dia memiliki kekasih hati. Sedangkan saya terkatung tanpa kejelasan.

Semoga saja mereka bahagia. Kebahagiannya adalah kebahagian saya juga.

Sumber

Senin, 20 Agustus 2012

Mata Hati,,_

Sumber


Gejolak hati tak bisa aku tutupi dengan senyuman

Merekah semakin menjadi ketika rasa rindu menyebar dipelupuk mata hati

Jauh aku melihatnya, hanya tatapan kosong bersama hati yang kian berdebar

Aku merindukannya

Senyum itu sudah lama tak aku lihat, mungkin bertahun lamanya

Hati ini sempat berkata tidak padanya, walau pernah aku merasa membutuhkannya

Dia hanya pernah menjadi bagian dalam hidup, tidak lebih

Aku menyadari itu sedari aku masih menaruh harap padanya

Kini, aku kembali merindukannya

Dengan tidak menaruh asa

Hanya sekedar rasa rindu yang biasa




Sumber


Kamis, 16 Agustus 2012

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia 67 Tahun

Sumber

Merdeka!!..

Dahulu, 67 Tahun yang lalu para pejuang meraih kemerdekaan dengan usaha serta perjuangan. Hari ini kita sebagai  generasi penerus perjuang. Dan kini, Anggota Paskibraka di Pelosok Nusantara yang telah dikukuhkan mengemban tugas melakukan penaikan serta penurunan Sang Merah Putih. Pelatihan dan pendidikan Anggota Paskibraka merupakan proses yang harus dilalui, namun keberhasilan pengibaran serta penurunan tetaplah menjadi tanggung jawab bersama. Semoga pada hari ini seluruh Pengibaran serta Penurunan Sang Merah Putih berjalan lancar, tanpa suatu halangan apapun.

Sumber

Tepat 10 Tahun yang lalu, ketika saya menjadi anggota Paskibraka dan bertugas sebagai pengibar bendera. Perasaan saya campur aduk. Sulit untuk diungkapkan. Kebimbangan serta keyakinan melebur menjadi sebuah perasaan yang tidak mudah ditebak. Berbagai pesan dari senior dan pelatih serta semangat saya terima, semua itu tentu saja memotivasi untuk melakukan yang terbaik. Dari semua hal itu, saya memilih untuk berdiam diri. Menetapkan pikiran agar tetap konsentrasi dan fokus terhadap pengibaran. Perasaan gregetan membaur bersama rasa rindu kepada orang tua.

Ketika proses persiapan upacara selesai, hati ini semakin tidak karuan. Doa pun saya haturkan dalam hati. Serta masuk dalam barisan pasukan pengibar kala itu dengan berjuta dukungan dari berbagai pihak. Saya yakin, ketika itu seluruh anggota paskibraka diseluruh pelosok nusantara merasakan hal yang sama.

Brrrrrk, Brrrrrk, Brrrrrk, Brrrrrk....
Brrrrrk, Brrrrrk, Brrrrrrk, Brrrrrrk....
Langkah tegap seorang anggota paskibraka pun terlihat. Diiringi pasukan 45 yang berasal dari TNI dan Polri. Singkat cerita, Sang Merah Putih telah berada di tangan saya bersama rekan seperjuangan. Siap untuk dikibarkan. Dengan penuh semangat, seperti yang telah dilakukan setiap latihan bendera pun dikembangkan.

"Lapor, Pengibaran Duplikat Sang Merah Putih Siap" 
"Pada, Sang Merah Putih Hormat Senjataaaa Geraaak"
(terlebih dan terkurang seperti itu)

Lagu Indonesia raya pun dikumandangkan.
Alhamdulillah, pengibaran sukses. Walaupun saya tidak menampik adanya kekurangan diberbagai sisi.
Lamunan itu mengisi alam pikiran dengan indah, tidak sesempurna pada 10 tahun yang lalu.

Setidaknya saya memahami, bahwa perjuangan itu tidak akan pernah habis sampai kapan pun.
Setiap Warga Negara Indonesia, wajib meneruskan perjuangan dengan caranya tersendiri.
Jangan kotori kemerdekan dengan hal yang tidak penting.

Sumber



Merdeka!!!!

Minggu, 12 Agustus 2012

Merasa Kecewa

"Setiap rasa kecewa itu akan menimbulkan pemikiran baru"

Sumber


Sebagai seorang manusia yang normal, kita berhak mempunyai keinginan, bisa merasa dan berhak untuk memilih segala pilihan yang ada. Pilihan yang kita jalani itu tidak selamanya menyenangkan. Tak terhitung sudah berapa kali kita pernah merasa kecewa. Jumlah kekecewaan yang kita terima bukanlah sebuah ukuran kita bisa menjalani esok hari tanpa kesalahan (rasa kecewa). Bukan hanya itu saja, dalam bersikap juga kita juga pernah atau sering membuat orang lain merasa kecewa. Ini adalah bentuk perjalanan kehidupan. Tidak ada hal yang baik bila kita tidak merasa hal yang buruk.

***

Saya merasa kecewa terhadap diri pribadi, enta berapa jumlah kekecewaan yang pernah saya rasakan selama ini. Semakin banyak hal dilewati tidak selamanya diberikan kemudahan, rasa bahagia, kesuksesan, keberhasilan dan lain sebagainya. Banyak hal rasa kecewa saya bukan disebabkan oleh sebuah kegagalan, namun lebih kepada setiap keputusan yang saya ambil sendiri. Sebagai manusia, mungkin inilah sisi kelemahan saya. Sulit menentukan pilihan yang tepat bagi diri sendiri. Walaupun saya menyadari, Allah selalu memberi jalan serta kemudahan untuk kita memiliki.

Saya merasa kecewa atas kegagalan membagi waktu. Setidaknya dimasa lalu lebih bisa menghargai waktu, disiplin dengan target serta rencana yang telah di buat untuk diri sendiri. Ini juga yang menjadi kelemahan, sebuah target dibuat sendiri dan di langgar sendiri juga. Inilah kegagalan yang benar-benar membekas hingga saat ini. Menjalani hari dengan sadar, bahwa kegagalan telah menghantui hari-hari saya.

Saya merasa kecewa atas sebuah keinginan. Keinginan ataupun kemauan adalah sebuah kehendak dalam hati. Tapi tanpa saya sadari saya sering merasa kecewa akan hal itu. Apakah saya memang dianugerahkan peka terhadap rasa kecewa sekecil apapun? Entahlah, semoga saja rasa kecewa ini terobati.

Semua kekecawaan itu saya telan dengan sepenuh hati, dijadikan sebuah cerminan dalam hidup. Namun tetap saja hal yang sama dapat terjadi dan menimbulkan rasa kecewa yang lebih dari sebelumnya. Apakah ini pertanda saya harus benar-benar mnegalah pada sebuah kenyataan hidup? Tidak. Saya ingin melawan rasa kecewa ini secara perlahan. Membunuh segala kelemahan yang ada dalam diri untuk menjadi sebuah kekuatan. Semoga saya bisa.

***

Saya merasa kecewa dengan lingkungan. Sesungguhnya saya bersyukur dibesar pada lingkungan sekitar saat ini. Disisi lain ada beberapa hal yang membuat saya kecewa. Tidak perlu saya mengungkapkan secara gamblang, karena ini telah menjadi bagian dalam hidup saya. Mengisi hari serta mementuk karakter saya. Kecewa saya terhadap lingkungan, lebih kepada sekitar yang selalu mencampuri urusan saya. Saya bukan apa-apa, dan tidak mempunyai hal lebih untuk dibanggakan. Inilah saya apa adanya, bila itu juga mampu mengundang pembicaraan diluar tentu ada segelintir orang dalam hidup saya yang memulai semuanya. Jujur saya merasa kecewa kepada mereka.

Saya tidak berhak menuduh, namun kenyataan yang menggiring saya untuk mengetahui itu semua. Petunjuk yang secara perlahan menggambarkan segala ucapan hingga semua mampir di daun telinga saya. Saya kecewa kepada mereka yang tidak mau secara langsung, berdiam-diam dan berbicara dibelakang. Sekali lagi, maaf saya tidak menuduh namun semua yang saya dengar melalui beberapa pembuktian.

***

Saya bisa merasa kecewa.
Saya mudah merasakan kecewa.
Saya dapat merasakan kekecewaan sekecil apapun itu.
Namun, itulah yang membuat saya semakin kuat untuk menjalani hari esok.

[1329992872905120042%255B3%255D.jpg]
Sumber

"Move on dari rasa kecewa itu adalah proses"


Merdeka!!

Sabtu, 11 Agustus 2012

Hari sejuta rasa,,_



"Sekecil apapun rasa ingin tahu itu jauh berarti bila diimbangi usaha yang keras"


Sumber

Setiap hari tentu memiliki arti dan perjalanan yang berbeda, seperti halnya hari ini. Suka, senang, gembira, sedih, iba, kesal serta lelah menjadi satu kesatuan yang tidak terukur nilainya. Yaps, hari yang penuh warna ini mempunyai arti tersendiri bagi saya. Bahwa, kita harus menghargai diri kita ketika sehat, jangan abaikan rasa sakit sekecil apapun. Terutama sakit hati. ;p

Senang. Hal sekecil apapun bila saya mampu untuk tersenyum, suatu pertanda saya senang. Inilah hal yang benar-benar biasa, namun berarti bagi diri saya. Sebuah senyuman bagi segelinitr orang biasa, tapi bagi saya magnet itu begitu luar biasa. Teringat ketika saya bertemu dengan sesorang yang saya senangi (dahulu), tentu senyumannya mampu membangkitkan semangat saya. Walaupun beliau tidak mnegetahui bahwa saya berharap senyumannya setiap hari. Tapi kini hanya sebuah ingatan. Namun senyum tetap saya nantikan ketika betemu dengan setiap orang.

Bila ingin beribadah, tersenyumlah. Dengan tersenyum kita juga mampu mebuat orang lain nyaman.

***

Berkunjung ke rumah sakit bagi saya sungguh memberatkan, karena kita tidak bisa mnegetahui apa yang akan kita lihat didalamnya. Hari ini saya begitu tersentuh, menyadari sehat itu mahal. Sakit itu tidak ada yang enak. Dalam sebuah perjalanan hati saya merasakan sedihnya seorang ibu yang melihat anaknya berbaring di rumah sakit. Jujur saya semakin lirih ketika melihat mereka mengucapkan lafaz-lafaz Al-Quran. Hati ini ingin berkata, namun bibir ini beku. Air mata tertahan. Ingatan ini masih terpatri indah. Saya berharap kesembuhan itu akan datang. 

Dari sebuah rasa sedih dan lirih mnegalir sebuah rasa kecewa terhadap teman sejawat. Saya paham, manusia hanya berencana. Saya kecewa terhadap janji, kebersamaan yang tercoreng oleh sebuah keangkuhan. Inilah kehidupan, sedekat apapun kita dengan seseorang tentu ada saja hal yang bisa merusak hubungan itu. Hanya sebuah keangkuhan, rasa hormat saya terhadap beliau menjadi sangat tipis. Saling menghargai serta mampu memaknai sebuah hubungan, kedekatan, persahabatn itu sulit. sesulit kita mempertahankan persahabatan itu sendiri.

Bercerminlah pada rasa sakit, pedih serta duka. Semua itu akan jauh bermakna bila kita hanya bercermin pada sebuah cermin biasa.

***

Hari sejuta rasa ini memaksa saya untuk merindu. Rindu akan sebuah sosok sebagai panutan. Mengingatnya merupakan hal terindah dalam hidup. Walaupun bayangan beliau hanya mampu mengisi alam pikiran saya. Namun rasa rindu yang menyiksa bathin. Ingin sekali berontak serta melawan arah kenyataan itu. Seketika itu yang mampu mneydarkan saya bahwa ini adalah takdir hidup. Semoga beliau tenang disisi Allah SWT.

Hari sejuta rasa ini mnyimpan sebuah cerita, perenungan, kesimpulan yang terpatri dalam diri saya. Inilah sebuah kenyatan atas sebuah rasa. Terutama untuk rasa cinta.


Sumber



Kamis, 09 Agustus 2012

Mencoba berceloteh

Sumber

Mungkin ini ujian


Kesabaran, keikhlasan dan ketekunan. Serasa tidak kuat menjalani hari-hari ini. Berat sudah pasti. Punggung ini semakin berat ketika memikirkan esok hari. Akan jadi seperti apa kami. Pikiran ku pun saat ini tiba-tiba menjadi sempit. Tidak ada hal yang bisa membuat aku yakin kembali. Ini bukan pesimis. Tapi ini sebuah perhitungan yang terlihat sulit untuk ku kejar. Ingin sekali aku bisa tersenyum bebas tanpa beban. Entah itu kapan.Keluarga adalah segalanya. Tapi aku merasa belum mampu melindungi mereka. Iba sudah pasti. Air mata ini ku bedung sedemikian rupa. Agar mereka tidak mengetahuinya. Aku merasa kalah dengan waktu, seperti waktu yag telah mengendalikan aku.

Aku yakin, selagi nafas tetap berhembus kehidupanku akan terus berjalan. Lebih baik menyadari segala kesalahan terlambat dari pada tidak sama sekali.

Sumber